Rabu, 16 Februari 2011

PROPOSAL PTK PAI SMP


USULAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

”MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHINDARI PERILAKU TERCELA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN OME-AKE SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 6 SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2010-2011”

(Diajukan untuk Kegiatan Kompetitif Individual
Penelitian Tindakan Kelas Puslitbang Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Tahun 2010 )

Oleh :
WAHYU, S.Ag., M.Pd.I
Guru PAI SMP Negeri 6

SURABAYA
JAWA TIMUR
OKTOBER 2010
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Judul Penelitian

: Meningkatkan Kemampuan Menghindari Perilaku Tercela Melalui Model Pembelajaran OME-AKE Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 6 Surabaya Tahun Pelajaran 2010-2011
2. Identitas Guru
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. Jenis Kelamin
c. Pangkat dan Golongan
d. NIP
e. Pendidikan Terakhir
f. Mengajar pada SMPN

: Wahyu, S.Ag., M.Pd.I
: Laki-laki
: Pembina / IV a
: 196801202000031002
: S 2 PAI 2002
: SMP Negeri 6 Surabaya

3. Lama Penelitian

:   2 (dua) bulan
   (Jadwal Penelitian, terlampir).

4. Biaya yang diperlukan

: Rp. 7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) (Rancangan Anggaran Biaya, terlampir).


Mengetahui/Menyetujui                      Guru Pendidikan Agama Islam,
Kepala Sekolah,



Drs. H. IDRIS, M.Pd., M.Si             WAHYU, S.Ag., M.Pd.I
NIP. 19590916 198103 1 009            NIP. 19680120 200003 1 002




ii
 
 

A.    Judul Penelitian
Meningkatkan Kemampuan Menghindari Perilaku Tercela Melalui Model Pembelajaran OME-AKE Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 6 Surabaya Tahun Pelajaran 2010-2011.

B.     Bidang Kajian
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada aspek Akhlak dengan materi pembelajaran Menghindari Perilaku Tercela Kelas VIII SMP, bidang kajian model pembelajaran OME-AKE.

C.    Pendahuluan
Kemampuan menghindari perilaku tercela sebagai bagian dari aspek Pendidikan Agama Islam (PAI), telah dimulai sejak Sekolah Dasar (SD). Siswa SD kelas VI mulai diarahkan pada penguasaan kemampuan menghindari perilaku tercela dengan materi pembelajaran menghindari perilaku dengki dan bohong. Pada tahap ini siswa dipandang layak untuk menerapkan serta memiliki kemampuan menghindari perilaku tercela, walaupun pada taraf pengenalan melalui kisah Abu Lahab, Abu Jahal, dan Musailamah Al Kadzab.


1
 
Berdasarkan uraian di atas, maka siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) seharusnya sudah mampu menerapkan serta memiliki kemampuan menghindari perilaku tercela, karena bekal ke arah itu sudah diperoleh siswa ketika di SD. Kenyataannya di SMP Negeri 6 Surabaya tidaklah demikian.  Pada kelas VII A semester genap tahun pelajaran 2009-2010 dari 30 siswa, hanya 18 atau 60% siswa yang memiliki kemampuan menghindari perilaku tercela, sedangkan sisanya 12 atau 40% siswa masih kurang memiliki kemampuan menghindari perilaku tercela.


2
 
Setelah ditelusuri ternyata pembelajaran PAI menghadapi beberapa kendala, antara lain; alokasi waktu yang tersedia belum memadai untuk muatan materi yang begitu padat dan penting, pengembangan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang belum variatif serta rendahnya perharian orang tua siswa terhadap pembelajaran PAI. Dari beberapa kendala tersebut, kelemahan pembelajaran PAI lebih disebabkan oleh faktor guru, guru kurang mampu mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa dan merangsang siswa untuk belajar.
Kondisi demikian harus segera diatasi, sebab jika dibiarkan  ketidakmampuan siswa dalam menghindari perilaku tercela akan berlanjut pada saat mereka di Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan di Perguruan Tinggi (PT). Tanpa menyalahkan guru PAI di SD, guru PAI di SMP perlu melakukan tindakan kongkrit untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 (Permendiknas 41/2007) tentang Standar Proses, maka proses pembelajaran harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Hal ini dapat tercipta jika guru menguasai beberapa model pembelajaran baik teoritis maupun praktis. Pembelajaran yang bervariasi diharapkan lebih membangkitkan semangat dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, sehingga kompetensi dasar (KD) yang telah ditetapkan dapat tercapai.


3
 
Di antara model pembelajaran yang inovatif adalah model OME-AKE. Nama model ini diambil dari singkatan kata-kata kunci pada sintaks yang digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu Orientasi, Model, Eksplorasi, Analisis, Komunikasi dan Evaluasi. Model ini dikembangkan oleh Yulianto, dkk. (2008) terutama untuk pembelajaran bahasa Indonesia, namun model ini juga dapat dikembangkan untuk mata pelajaran lain termasuk PAI.
Model OME-AKE didasarkan pada pendekatan pembelajaran kontekstual, oleh karena itu komponen pembelajaran kontekstual yang meliputi konstruktivisme, modelling, masyarakat belajar, inkuiri, bertanya, penilaian autentik dan refleksi juga digunakan dalam model ini.. Ada tujuh prinsip dalam pengembangan model OME-AKE, yakni berpusat pada siswa, berdasarkan masalah, terintegrasi, berorientasi masyarakat, menawarkan pilihan, sistematis dan berkelanjutan (Bambang Yulianto, dkk., 2008:24-28).
Berdasarkan pemikiran di atas, maka penerapan model OME-AKE sebagai model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran PAI (khususnya pembelajaran Akhlak) merupakan suatu keniscayaan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tindakan kelas untuk membuktikan bahwa melalui penerapan model pembelajaran OME-AKE dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghindari perilaku tercela.
D.   

4
 
Perumusan Masalah
Kemampuan menghindari perilaku tercela dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menerapkan serta memiliki kemampuan menghindari perilaku tercela, setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang diukur melalui rubrik identifikasi  pada siklus I, siklus II dan siklus III.
Model OME-AKE dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang dirancang untuk merubah paradigma dalam proses pembelajaran, yaitu dari mengajar (teaching) menuju membelajarkan (learning). Dengan model pembelajaran ini siswa diharapkan akan lebih berperan aktif terlibat dan berpartisipasi dalam seluruh proses pembelajaran, melalui tahapan-tahapan, orientasi pembelajaran, permodelan, eksplorasi topik, analisis dan pemecahan masalah topik, pengkomunikasian hasil dan evaluasi atau refleksi.
Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Negeri 6 Surabaya kelas VIII A semester ganjil tahun pelajaran 2010-2011, dengan subyek penelitian sebanyak 30 siswa terdiri atas 10 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Penelitian ini terbatas pada aspek Akhlak dengan SK menghindari perilaku tercela.
Adapun permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana deskripsi penerapan model OME-AKE dalam pembelajaran Akhlak siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Surabaya semester ganjil tahun pelajaran 2010-2011 ?
2.     

5
 
Apakah penerapan model OME-AKE dapat meningkatkan kemampuan menghindari perilaku tercela siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Surabaya tahun pelajaran 2010-2011 ?

E.     Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran dengan menggunakan model OME-AKE. Model ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghindari perilaku tercela. Model OME-AKE menyajikan pembelajaran secara kontekstual melalui sintaks orientasi, model, eksplorasi, analisis, komunikasi dan evaluasi atau refleksi.
Indikator keberhasilan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan siswa dalam pembelajaran Akhlak, khususnya dalam menghindari perilaku tercela yang diukur melalui rubrik identifikasi  pada siklus I, siklus II dan siklus III.

F.     Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengatasi kesulitan siswa sekaligus membantu siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Surabaya tahun pelajaran 2010-2011 dalam meningkatkan kemampuan menghindari perilaku tercela. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1.      Kemampuan siswa dalam menghindari perilaku tercela yang dicapai setelah menyelesaikan proses pembelajaran.
2.     

6
 
Interaksi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung.
3.      Persepsi siswa terhadap penerapan model OME-AKE dalam pembelajaran Akhlak.

G.    Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PAI, terutama bagi :
1.      Siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan terhadap pembelajaran Akhlak.
2.      Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang sesuai.
3.      Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang terkait dengan proses pembelajaran.
Penelitian ini akan menghasilkan inovasi bagi pembelajaran PAI di sekolah, karena model pembelajaran yang dikembangkan merupakan  integrasi dan kolaborasi dari model-model pembelajaran telah ada. Dalam model OME AKE terdapat pembelajaran kontekstual, karena ketujuh komponen pembelajaran kontekstual juga digunakan dalam model ini. Dalam model OME-AKE terdapat pembelajaran langsung, karena permodelan sebagai pendekatan utama dalam pembelajaran langsung  juga digunakan dalam model ini. Dalam model OME-AKE terdapat pembelajaran kooperatif, karena setiap sintaks pembelajaran dalam model ini juga dilakukan secara berkelompok. Dalam model OME-AKE terdapat pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran inkuiri, karena dalam model ini terdapat sintaks analisis dan pemecahan masalah topik.


7
 
 

H.    Kajian Pustaka
1.      Kemampuan Menghindari Perilaku Tercela
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata kemampuan berarti kesanggupan atau kecakapan, kata menghindari berarti menjauhkan diri dari (sesuatu), kata perilaku berarti tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan, sedangkan kata tercela berarti patut dicela atau tidak pantas. (Depdiknas, 2003:707,402,858,201).
Dengan demikian secara etimologis kemampuan menghindari perilaku tercela, berarti kesanggupan dalam menjauhkan diri dari perilaku yang tidak pantas.  
Dalam konteks Islam kata perilaku dikenal dengan istilah akhlak. Akhlak terdiri atas, akhlakul mahmudzah atau akhlakul karimah yang berarti akhlak yang baik atau perilaku terpuji dan akhlakul madzmumah atau akhlakus syayyi’ah akhlak yang jelek atau perilaku tercela. 
Dalam Permendiknas 22/2006 tentang Standar Isi mata pelajaran PAI di sekolah, kemampuan menghindari perilaku tercela telah mulai dikenalkan sejak SD. Siswa SD kelas VI mulai diarahkan pada penguasaan kemampuan menghindari perilaku tercela dengan materi pembelajaran menghindari perilaku dengki dan bohong. Pada tahap ini siswa dipandang layak untuk menerapkan serta memiliki kemampuan menghindari perilaku tercela, walaupun pada taraf pengenalan melalui kisah Abu Lahab, Abu Jahal, dan Musailamah Al Kadzab.


8
 
Di SMP, kemampuan menghindari perilaku tercela mulai arahkan pada kelas VIII. Pada semester ganjil dengan KD, menjelaskan pengertian ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah, menyebutkan contoh-contoh perilaku ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah serta menghindari perilaku ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pada semester genap dengan KD, menjelaskan pengertian perilaku dendam dan munafik, menjelaskan ciri-ciri pendendam dan munafik serta menghindari  perilaku pendendam dan munafik dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Model Pembelajaran OME-AKE
Dalam KBBI, kata model berarti pola, contoh, acuan atau ragam, sedangkan kata pembelajaran berarti proses, cara atau perbuatan menjadikan orang belajar. (Depdiknas, 2003 : 750,17). Model pembelajaran berarti pola atau acuan dalam pembelajaran.
Dengan demikian secara etimologis, model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam merencanakan pembelajaran.
Secara termonologis, model pembelajaran memiliki beberapa pengertian, antara lain;
1.      Menurut Joyce (1992), model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran.
2.     

9
 
Menurut Arends (1997), model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk sintaksnya, lingkungannya dan sistem pengelolaannya.
3.      Menurut Sukamto (2000), model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas pembelajaran. (Trianto, 2007:5-6).

Berdasarkan ketiga pengertian di atas, maka model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Model pembelajaran mempunyai ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Kardi dan Nur, dalam Trianto (2007:6) mengemukakan ciri-ciri tersebut, antara lain;
1.      rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;
2.      landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai);
3.      tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil;
4.      lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Yulianto, dkk., (2008) membagi pembelajaran menjadi enam model yaitu, model pembelajaran kontekstual, pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis masalah dan model  pembelajaran OME-AKE. Sesuai dengan keperluan penelitian, berikut ini akan disajikan model pembelajaran OME-AKE.
Nama model ini diambil dari singkatan kata-kata kunci pada sintaks yang digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu Orientasi, Model, Eksplorasi, Analisis, Komunikasi dan Evaluasi. Model ini dikembangkan oleh Yulianto, dkk. (2008) terutama untuk pembelajaran bahasa Indonesia, namun model ini juga dapat dikembangkan untuk mata pelajaran lain termasuk PAI.


10
 
Model OME-AKE  adalah model pembelajaran yang dirancang untuk merubah paradigma dalam proses pembelajaran, yaitu dari mengajar (teaching) menuju membelajarkan (learning). Dengan model ini siswa lebih berperan aktif terlibat dalam seluruh proses pembelajaran, melalui tahapan-tahapan,  orientasi pembelajaran, permodelan, eksplorasi topik, analisis dan pemecahan masalah topik, pengkomunikasian hasil dan evaluasi atau refleksi.
Model OME-AKE terdiri atas enam sintaks seperti tersaji dalam tabel berikut.















11
 
Tabel 1 : Sintaks Model OME-AKE
No.
Sintaks
Komponen
Sasaran/
Bentuk Kegiatan
1.
Orientasi Pembelajaran
a.        Pengkondisian kelas
b.        Penyampaian tujuan
c.        Penganalisisan tujuan
d.        Pengaitan/hubungan materi sebelumnya dengan materi baru

Individual
2.
Permodelan
a.          Pemutaran kaset/CD/VCD
b.          Pendemonstrasian
c.          Penghadiran nara sumber/praktisi/model
d.          Penganalisisan model

Individu
Kelompok
- diskusi

3.
Eksplorasi
Topik
a.          Penganalisisan sumber topik
b.          Pengidentifikasian topik
c.          Penyeleksian topik
Individu
Kelompok
- diskusi

4.
Analisis dan Pemecahan Masalah Topik
a.          Pengklasifikasian topik
b.          Pencarian bahan pemecahan masalah topik
c.          Perumusan pemecahan masalah topik
d.          Pembuatan laporan
Kelompok
1)   persiapan bermain peran
2)   diskusi
3)   persiapan permainan
4)   demonstrasi

5.
Pengkomunikasian Hasil
a.        Pemaparan hasil secara lisan
b.        Pemajangan hasil
Individual
1) presentasi
2) demonstrasi
3) pameran
Kelompok
1)   bermain peran
2)   presentasi kelompok
3)   permainan
4)   pameran
5)   demonstrasi

6.
Evaluasi/
Refleksi
a.       Penyimpulan materi pembelajaran
b.       Penyimpulan kegiatan pembelajaran
c.        Penganalisisan manfaat pembelajaran
d.       Penilaian kegiatan pembelajaran
e.        Penilaian hasil pembelajaran
f.         Penindaklanjutan kegiatan pembelajaran
Individu
1)   tanya jawab
2)   angket
3)   tes
4)   pengerjaan LKS
5)   perayaan
Kelompok
1)  tanya jawab
2)  angket
3)  tes
4)  pengerjaan LKS
5)  perayaan


   (Adaptasi dari Yulianto, 2008:32)
3.     

12
 
Meningkatkan Kemampuan Menghindari Perilaku Tercela Melalui Model Pembelajaran OME-AKE
Pendidikan Agama Islam pada dasarnya dimaksudkan untuk membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Untuk membentuk peserta didik seperti itu diperlukan pengembangan ketiga dimensi secara berkelanjutan dan terpadu, yaitu moral knowing, moral feeling dan moral action (Lickona dalam Muhaimin, 2006:164).
Pada tataran moral action, agar peserta didik kompeten (competence), memiliki kemauan (will), dan kebiasaan (habit) dalam mewujudkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia tersebut diperlukan pembinaan secara berkelanjutan dan terpadu baik di dalam keluarga, masyarakat maupun di antara para tenaga kependidikan di sekolah, termasuk terciptanya suasana religius di sekolah serta sosial control yang kuat.
Atas dasar pemikiran tersebut, peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia melalui pendidikan agama perlu memperoleh perhatian yang serius dari semua pihak, baik dari sekolah, keluarga maupun dari masyarakat. Di lingkungan sekolah yang paling bertanggung jawab adalah guru, sebab guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru harus mampu mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa dan merangsang siswa untuk belajar serta merubah paradigma dalam proses pembelajaran, yaitu dari mengajar (teaching) menuju membelajarkan (learning).


13
 
Sesuai dengan amanat PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas 41/2007 tentang Standar Proses, maka proses pembelajaran harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Di antara model pembelajaran yang inovatif adalah model OME-AKE. Nama model ini diambil dari singkatan kata-kata kunci pada sintaks yang digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu Orientasi, Model, Eksplorasi, Analisis, Komunikasi dan Evaluasi. Model OME-AKE didasarkan pada pendekatan pembelajaran kontekstual, oleh karena itu komponen pembelajaran kontekstual yang meliputi konstruktivisme, modelling, masyarakat belajar, inkuiri, bertanya, penilaian autentik dan refleksi juga digunakan dalam model ini.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka penerapan model OME-AKE sebagai model pembelajaran inovatif diyakini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Akhlak, dengan kerangka pemecahan masalah sebagaimana tabel berikut.







14
 
Tabel 2 : Kerangka Pemecahan Masalah
Text Box: HasilText Box: PerlakuanText Box: Keadaan Sekarang

Text Box: 1. Kualitas pembel-ajaran meningkat


2. Guru mampu me-nerapkan model pembelajaran


3. Hasil pembelajar-an meningkatText Box: 1. Efisiensi dan efektivitas waktu  pembelajaran

2. Simulasi pembel-ajaran dengan model OME-AKE


3. Keterpaduan penyelenggaraan pembelajaran PAI Text Box: 1. Alokasi waktu yang tersedia belum memadai

2. Pendekatan, strategi dan metode pembel-ajaran yang belum variatif

3. rendahnya perharian orang tua siswa terha-dap pembelajaran PAI.                                        
                                                  
                                       Diskusi Pemecahan Masalah      
                                                                          Penerapan model OME-AKE
Text Box: Evaluasi AwalText Box: Evaluasi AkhirEvaluasi Efek

(Adaptasi dari Sukidin, 2007:167)

Berdasarkan tabel di atas, penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran kondisi lapangan saat ini, perlakuan yang akan dilaksanakan dan hasil yang diharapkan, termasuk revisi dan siklus-siklus yang akan dilalui.
4.      Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Jika pembelajaran dilakukan dengan model OME-AKE maka kemampuan siswa dalam menghindari perilaku tercela  akan semakin meningkat”
I.      

15
 
Rencana dan Prosedur Penelitian
1.      Rencana Penelitian
a.      Subyek Penelitian
      Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Surabaya tahun pelajaran 2010-2011 dengan jumlah 30 siswa, terdiri atas 10 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
b.      Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun pelajaran 2010-2011, yaitu pada bulan September-Oktober 2010. Penentuan waktu penelitian ini mengacu kepada kalender pendidikan, karena PTK terdiri atas beberapa siklus yang memerlukan proses pembelajaran yang efektif di kelas.
c.       Desain Penelitian
      Penelitian ini dilakukan model alur PTK sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3 : Alur PTK

















Perencanaan
 








Pelaksanaan
 


Refleksi
 


SIKLUS I
 










Pengamatan
 






Perencanaan
 









Pelaksanaan
 


Refleksi
 


SIKLUS II
 



















(Adaptasi dari Suharsimi 2006: 16)




16
 
      Penelitian ini direncanakan melalui tiga siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Masing-masing siklus mengikuti langkah-langkah PTK sebagaimana tabel di atas. Alasan PTK dengan tiga siklus dalam penelitian ini adalah jika dilakukan dengan dua siklus dikhawatirkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran kurang maksimal.
      Langkah-langkah PTK dengan model pembelajaran OME-AKE sebagaimana penjelasan prosedur penelitian berikut ini.
2.      Prosedur Penelitian
a.   Siklus I
1)      Perencanaan
a)      Membuat RPP model OME-AKE dengan materi menjelaskan pengertian  ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah yang dilengkapi dengan bahan ajar dan LKS.
b)      Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri atas lembar observasi aktivitas kelompok dan lembar observasi aktivitas guru.
c)      Melakukan koordinasi dengan wali kelas dan kolaborator.
2)      Pelaksanaan
a)      Orientasi pembelajaran, terdiri atas mengkondisikan kelas, menyampaikan dan menganalisis tujuan serta melakukan appersespsi.
b)      Permodelan, terdiri atas memutarkan VCD pembelajaran, mendemonstrasikan materi dan menghadiran model.
c)     

17
 
Eksplorasi topik, terdiri atas mengenalkan sumber-sumber materi pembelajaran serta mengidentifikasi batas-batas aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
d)     Analisis dan pemecahan masalah topik, terdiri atas mengklasifikasi topik, mencari bahan pemecahan topik, merumuskan pemecahan topik dan menyusun laporan lisan maupun tertulis.
e)      Pengomunikasian Hasil, terdiri atas pemaparan hasil secara lisan maupun pemajangan hasil secara tertulis dan presentasi atau demonstrasi.
f)       Evaluasi/Refleksi, terdiri atas menyimpulkan materi dan kegiatan pembelajaran, menganalisa manfaat pembelajaran, penilaian kegiatan dan hasil pembelajaran serta melakukan tindak lanjut.
3)      Observasi
       Observasi dilakukan terhadap aktivitas guru dalam menerapkan model OME-AKE serta terhadap aktivitas siswa pada saat kerja kelompok, presentasi hasil dan tanggapan siswa saat presentasi kelompok lain. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi untuk perencanan tindakan pada siklus II. 
4)      Evaluasi-Refleksi
      Evaluasi dan refleksi dilakukan untuk mengkaji segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari pemberian tindakan pada Siklus I. Pada tahap refleksi ini dilakukan analisis tentang temuan-temuan yang berkaitan dengan hambatan dan kekurangan yang terdapat selama pemberian tindakan I untuk bahan menyusun rencana tindakan pada siklus II.


18
 
b.  Siklus II
1)      Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus II sama dengan perencanaan pada siklus I dengan beberapa revisi berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, materi pembelajaran menyebutkan contoh-contoh perilaku ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah.
2)      Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II sama dengan pada siklus I, yakni orientasi pembelajaran, permodelan, eksplorasi topik, analisis dan pemecahan topik, pengomunikasian hasil dan evaluasi/refleksi dengan beberapa revisi berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
3)      Observasi
       Observasi pada siklus II sama dengan siklus I, hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi untuk perencanan tindakan pada siklus III. 
4)      Evaluasi-Refleksi
Evaluasi dan refleksi pada siklus II sama dengan siklus I, hasilnya digunakan sebagai bahan menyusun rencana tindakan pada siklus III.
c.   Siklus III
1) Perencanaan


19
 
Perencanaan tindakan pada siklus III sama dengan perencanaan pada siklus II dengan beberapa revisi berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, materi pembelajaran menghindari perilaku ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah dalam kehidupan sehari-hari.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus III sama dengan pada siklus II, dengan beberapa revisi berdasarkan hasil refleksi pada siklus II.
3) Observasi
       Observasi pada siklus III sama dengan siklus II.
4) Evaluasi-Refleksi
Evaluasi dan refleksi pada siklus III sama dengan siklus II, hasilnya digunakan sebagai bahan penyusunan laporan.
      3. Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data
            a. Teknik Pengumpulan Data
            Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
            Observasi digunakan untuk mengamati gejala-gejala yang tampak dalam proses pembelajaran. Observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran serta observasi terhadap perilaku siswa yang menunjukkan sikap menghindari perilaku tercela.
Observasi terhadap aktivitas siswa meliputi minat, perhatian, partisipasi dan presentasi. Observasi terhadap guru meliputi kemampuan dalam membuka dan menutup pembelajaran, kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran dan kemampuan melakukan evaluasi dan memberikan penghargaan. Sedangkan observasi terhadap perilaku siswa meliputi, sikap menghindari perilaku ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah. Lembar obsevasi siswa dan observasi guru dapat dilihat dalam lampiran.


20
 
            Wawancara digunakan untuk kesan-kesan tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Wawancara dilakukan terhadap siswa dan terhadap teman sejawat (kolaborator). Wawancara terhadap siswa meliputi pendapat dan ungkapan perasaan siswa tentang kegiatan pembelajaran yang baru berlangsung, pendapat siswa tentang cara guru dalam menjelaskan materi pembelajaran dan melakukan tes/evaluasi serta pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Wawancara terhadap teman sejawat (kolaborator) meliputi pendapat kolaborator tentang pelaksanaan pembelajaran, kebaikan dan kelemahan yang terjadi serta saran untuk perbaikan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Panduan wawancara siswa dan kolaborator dapat dilihat dalam lampiran.
            Dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan data tentang kegiatan pembelajaran yang menggambarkan langkah-langkah kongkrit yang dipraktikkan guru (peneliti) dan peristiwa-peristiwa yang nampak dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini mencakup dokumentasi foto dan dokumentasi portofolio siswa. 
            b. Teknik Analisis Data
            Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif, baik deskriptif kuantitatif maupun deskriptif kualitatif.


21
 
Data yang dianalisis secara deskriptif kuantitatif adalah data hasil observasi siswa dan data hasil observasi guru ketika kegiatan pembelajaran berlangsung serta data hasil identifikasi kemampuan siswa yang dikumpulkan melalui daftar ceklis pada lembar observasi.
Data yang dianalisis secara kualitatif adalah data hasil wawancara dengan siswa dan dengan teman sejawat (kolaborator), data dokumen potofolio siswa serta dokumen foto. Data-data tersebut dianalisis dengan tahapan pemaparan dan penyederhanaan data, pengelompokan data sesuai tujuan penelitian dan pemaknaan.
Untuk memperoleh data yang valid, maka peneliti akan melakukan memberchek (pengecekan subjek penelitian), trianggulasi data,  chek and rechek dari segi sumber data/subyek dan metode, perpanjangan pengamatan dan pelacakan data secara mendalam.
J.      Jadwal Penelitian
Penelitian ini direncanakan berlangsung selama dua bulan dengan jadwal sebagaimana tabel berikut.









22
 
Tabel 4 : Jadwal Penelitian

No

Kegiatan
September
Oktober

Keterangan
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Rapat Koordinasi


x






2.
Siklus I
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Evaluai





x


x
x




3.
Siklus II
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Evaluasi






x


x
x



4
Siklus III
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Evaluasi






x


x
x


5.
Pelaporan
a. Penyusunan Hasil
b. Seminar Hasil PTK
c. Revisi Hasil PTK
9. Pengiriman Hasil










x




x
x
x


K.    Biaya Penelitian
Penelitian ini membutuhkan biaya sebesar Rp. 7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) dengan perincian sebagaimana pada tabel berikut.










23
 
Tabel 5 : Rancangan Anggaran Biaya
No.
Uraian
Biaya
Keterangan
1.
ATK (30%)
 1.  Kertas HVS A4 80 gram 2 rim
 2.  Tinta Printer Laser Jet
 3.  Kertas Bufallo, Mika & Lakban
 4.  Kertas Manila & spidol
 5.  CD Blank
 6.  Foto copy
 7.  CD Pembelajaran
 8.  Cetak Foto Dolumentasi
 9.  Media Pembelajaran
10. Transport Pembelian ATK

Rp.       100.000,00
Rp.       300.000,00
Rp.       250.000,00
Rp.       200.000,00
Rp.         50.000,00
Rp.       300.000,00
Rp.       300.000,00
Rp.       300.000,00
Rp.       300.000,00
Rp.       150.000,00










2.
Operasional (30%)
 1.  Konsumsi Koordinasi
 2.  Konsumsi Siklus I
 3.  Konsumsi Siklus II
 4.  Konsumsi Siklus III
 5.  Konsumsi Evaluasi
 6.  Konsumsi Seminar
 7.  Konsumsi Revisi
 8.  Pengiriman Proposal
 9. Pengiriman Laporan

Rp.       300.000,00
Rp.       350.000,00
Rp.       350.000,00
Rp.       350.000,00
Rp.       200.000,00
Rp.       300.000,00
Rp.       200.000,00
Rp.       100.000,00
Rp.       200.000,00










3.
Honorarium (30%)
1. Hr Pengetikan Proposal
2. Hr Pengetikan RPP
3. Hr Pengetikan Bahan Ajar & LKS
4. Hr Pengetikan Laporan
4. Hr 2 orang Kolaborator
5. Hr 1 orang Peneliti
6. Hr 2 orang Pembimbing
7. Hr 1 orang Dokumenter
8. Hr 1 orang Pustakawan

Rp.       100.000,00
Rp.       150.000,00
Rp.       200.000,00
Rp.       200.000,00
Rp.       600.000,00
Rp.       500.000,00
Rp.       300.000.00
Rp.       100.000,00
Rp.       100.000,00










4.
Lain-lain/Dana Taktis (10%)
Rp.       750.000,00


Jumlah
Rp.    7.500.000,00






Lampiran 1
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid dan Dian Andayani, 2004, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi; Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Agus Suprijono, 2009, Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Bambang Yulianto, dkk., 2008, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Surabaya, Unesa University Press.

Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.

Muhaimin, 2006, Nuansa Baru Pendidikan Islam; Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Suharsimi Arikunto, dkk, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara.

Sukidin, dkk., 2007, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, Surabaya, Insan Cendekia.

Trianto, 2007, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik;Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, Jakarta, Prestasi Pustaka.

Tim MGMP PAI, 2007, Pendidikan Agama Islam Kelas VIII, Sidoarjo, Duta Aksara Mulia.

Tim MGMP, 2007, LKS PAI Kelas VIII, Sidoarjo, Duta Aksara Mulia.

Wahyu, 2006, Strategi Pembelajaran PAI, Sidoarjo, STAI Al Khoziny

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bandung, Fokus Media.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (PAI SMP), Jakarta, BSNP.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, Bandung, Fokus Media.

Lampiran 2
LEMBAR PENGAMATAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN OME-AKE
Responden Siswa

Kelom-pok
Nama
Siswa
Minat
Perhatian
Partisipasi
Presentasi
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1





































































































































































































































































































































































































































































































































Jumlah
















Keterangan :    4 = Sangat Baik                        3 = Baik           2 = Cukup        1 = Kurang

Surabaya, ............................2010
Kolaborator,


___________________________
NIP.
Lampiran 3
LEMBAR PENGAMATAN
PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN OME-AKE
Responden Guru


No.
Kegiatan
4
3
2
1
1.
Membuka pembelajaran dan melakukan apersepsi




2.
Penjelasan materi pembelajaran




3.
Penjelasan model pembelajaran OME-AKE




4.
Teknik pembagian kelompok




5.
Pengelolaan kegiatan pembelajaran




6.
Pemberian pertanyaan/tugas




7.
Kemampuan melakukan evaluasi




8.
Menentukan nilai individu/kelompok dan memberikan penghargaan




9.
Menyimpulkan materi pembelajaran




10.
Memberikan tindak lanjut dan menutup pembelajaran





Jumlah





Keterangan :    4 = Sangat Baik                        3 = Baik           2 = Cukup        1 = Kurang



Surabaya, ............................2010
Kolaborator,




___________________________
NIP.






Lampiran 4

LEMBAR  OBSERVASI SISWA
DALAM MENGHINDARI PERILAKU TERCELA
(ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah)

No.
Aspek
Penilaian
Skor Penilaian
4
3
2
1
1.
Menghindari Perilaku Ananiah




2.
Menghindari Perilaku Ghadhab




3.
Menghindari Perilaku Hasad




4.
Menghindari Perilaku Ghibah




5.
Menghindari Perilaku Namimah





Jumlah Skor





Skor Maksimal
20

Keterangan :
4 = jika selalu berusaha menghindari
3 = jika satu-dua kali melakukannya
2 = jika tiga kali melakukannya
1 = jika lebih dari tiga kali melakukannya


Jumlah Skor
N =      -------------------  x 100
Skor Maksimal













 Lampiran 5
PANDUAN WAWANCARA
Responden Siswa

1.      Bagaimanakah pendapatmu tentang kegiatan pembelajaran yang baru kamu ikuti ?
..............................................................................................................................................................................................................................................

2.      Apakah kamu senang dengan kegiatan pembelajaran yang baru kamu ikuti ? Mengapa ?
..............................................................................................................................................................................................................................................

3.      Bagaimanakah pendapatmu tentang cara guru dalam menjelaskan materi pembelajaran ? Jelaskan !
..............................................................................................................................................................................................................................................

4.      Bagaimanakah pendapatmu tentang tes/evaluasi yang dilakukan guru ? Jelaskan !
..............................................................................................................................................................................................................................................

5.      Apakah kamu dapat memahami materi pembelajaran yang baru kamu ikuti ? Jelaskan !
..............................................................................................................................................................................................................................................

Lampiran 6
PEDOMAN WAWANCARA
Responden Teman Sejawat (Kolaborator)

1.      Bagaimanakah pendapat anda tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru ?
..........................................................................................................................................................................................................................................................

2.      Bagian mana yang sudah baik ?
..........................................................................................................................................................................................................................................................

3.      Bagian mana yang perlu diperbaiki ?
..........................................................................................................................................................................................................................................................

4.      Apakah anda yakin bahwa model pembelajaran OME-AKE dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al Qur’an ?
..........................................................................................................................................................................................................................................................

5.      Apa saran anda untuk perbaikan kegiatan pembelajaran selanjutnya ?
..........................................................................................................................................................................................................................................................



Lampiran 7
RIWAYAT HIDUP PENELITI



 
Wahyu, lahir di Majalengka 20 Januari 1968. Menempuh pendidikan dasar dan menengah di SDN Mirat Leuwimunding Majalengka 1983, MTs Sabilul Chalim Leuwimunding Majalengka 1986, PGAN Cirebon 1989. Pendidikan tinggi ditempuh di Fakultas Tarbiyah UNSURI  Surabaya tahun 1995 dan Program Pascasarjana UNISMA Malang tahun 2002. Aktif mengikuti berbagai pelatihan dan penelitian di lingkungan Departemen Agama dan Dinas Pendidikan.

            Pengalaman sebagai pendidik dimulai sebagai tenaga wiyata bhakti di SDN Mirat Leuwimunding Majalengka tahun 1989-1990. Guru Tetap di SD Hidayatul Ummah Mulyorejo Surabaya tahun 1990-sekarang. Dosen Tetap di STAI Al Khoziny Sidoarjo tahun 1995-sekarang.  Pada tahun 2000 diangkat sebagai PNS di lingkungan Departemen Agama Kota Surabaya dan ditempatkan sebagai guru PAI di SDN Manyar Sabrangan I Surabaya 2000-2001, SDN Klampis Ngasem III Surabaya 2001-2004 dan SMP Negeri 6 Surabaya 2004-sekarang.

            Pengalaman organisasi dimulai sebagai sekretaris KKG PAI Sukolilo Surabaya tahun 2001-2005, korwil MGMP PAI SMP Surabaya 2005-2007, wakil ketua MGMP PAI SMP Surabaya 2007-2010. Aktif dalam berbagai ormas keagamaan di kota Surabaya dan menjadi nara sumber berbagai kegiatan ilmiah (seminar, pelatihan/workshop). Aktif sebagai penulis bahan ajar dan LKS di lingkungan KKGPAI dan MGMP PAI serta LP Ma’arif Kota Surabaya serta penulis jurnal dan bahan ajar di lingkungan STAI Al Khoziny Sidoarjo.

            Penelitian Tindakan Kelas yang pernah dilakukan antara lain ; Meningkatkan Kemampuan Membaca Al Qur’an dengan Pembelajaran Aktif dan Menyenangkan Siswa Kelas VII B SMP Negeri 6 Surabaya (2007), Meningkatkan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran PAI dengan Model STAD Siswa Kelas IX D SMPN 6 Surabaya (2008) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dalam Meningkatkan Kemampuan Memahami Sejarah Tradisi Islam di Nusantara Siswa Kelas IX A SMPN 6 Surabaya (2009).

            Penulis tinggal di Wonoayu VI/2 Rungkut Surabaya 60295 Telp. 031-8701716, Flexi 031-71333991 HP 085-730377177 Email Inaway78@gmail.com dan way@smpn6sby.sch.id